Jumat, 28 Oktober 2022

Qs. Saba ayat 37

Bismillahirrahmanirrahim
بسم الله الرحمن الرحيم

Tafsir Saba ayat 37

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
*{وَمَا أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ بِالَّتِي تُقَرِّبُكُمْ عِنْدَنَا زُلْفَى}*
*Dan sekali-sekali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikit pun. (Saba: 37)*

Yakni semuanya itu bukan merupakan bukti yang menunjukkan kecintaan Kami kepada kalian, bukan pula menunjukkan perhatian Kami kepada kalian.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ، رَحِمَهُ اللَّهُ: حَدَّثَنَا كَثير، حَدَّثَنَا جَعْفَرٌ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ الْأَصَمِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إن اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ إِنَّمَا يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ".

Imam Ahmad. mengatakan, telah menceritakan kepada kami Kasir, telah menceritakan kepada kami Ja'far, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnul Asam, dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa _*Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda: Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa dan harta benda kalian, tetapi sesungguhnya Dia hanya memandang kepada hati dan amal perbuatan kalian.*_

Imam Muslim dan Imam Ibnu Majah meriwayatkannya melalui hadis Kasir ibnu Hisyam, dari Ja'far ibnu Jabarqan dengan sanad yang sama.

Karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya:

*{إِلا مَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا}*
*tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh. (Saba: 37)*

Yakni sesungguhnya yang mendekatkan kalian kepada Kami hanyalah iman dan amal saleh yang kalian kerjakan.

*{فَأُولَئِكَ لَهُمْ جَزَاءُ الضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوا}*
*mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.  (Saba: 37)*

Maksudnya, amal kebaikan mereka dilipatgandakan pahalanya menjadi sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat.

*{وَهُمْ فِي الْغُرُفَاتِ آمِنُونَ}*

*dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga). (Saba: 37)*

Yaitu di tempat-tempat yang tertinggi di dalam surga dalam keadaan aman dari semua siksaan, aman dari rasa takut, dan aman dari gangguan semua kejahatan yang mengerikan.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Farwah ibnu Abul Migra Al-Kindi, telah menceritakan kepada kami Al-Qasim dan Ali ibnu Misar, dari Abdur Rahman ibnu lshaq, dari An-Nu'man ibnu Sa'd, dari Ali Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa _*Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda: Sesungguhnya di dalam surga benar-benar terdapat tempat-tempat yang tinggi, bagian luarnya terlihat dari bagian dalamnya dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya. Ketika ada seorang Badui bertanya, "Untuk siapakah tempat-tempat itu?" Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam menjawab: Bagi orang yang bertutur kata baik, memberi makan (orang-orang fakir miskin), rajin berpuasa, dan gemar salat di malam hari ketika manusia sedang tidur.*_

Tafsir Ibnu Katsir
والله اعلم

Rabu, 26 Oktober 2022

Qs. Saba ayat 35-36

Bismillah
بسم الله الرحمن الرحيم

QS. Saba ayat 35-36

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, menceritakan perihal orang-orang yang hidup mewah lagi mendustakan para rasul:

*{وَقَالُوا نَحْنُ أَكْثَرُ أَمْوَالا وَأَوْلادًا وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ}*
*Dan mereka berkata, "Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab.” (Saba: 35)*

Mereka membanggakan dirinya dengan harta mereka yang banyak dan mereka memiliki anak-anak yang banyak. Mereka menduga bahwa hal itu menunjukkan akan kecintaan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada mereka dan besarnya perhatian Allah kepada mereka. Tidaklah Allah memberi mereka semuanya itu di dunia ini, kemudian pada Akhirnya Allah akan mengazab mereka di akhirat, itu jauh dari kemungkinan. Maka Allah menyanggah anggapan mereka itu melalui firman-Nya:

*{أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهِ مِنْ مَالٍ وَبَنِينَ. نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ بَل لَا يَشْعُرُونَ}*
*Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa) Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar. (Al-Mu'minun: 55-56)*

*{فَلا تُعْجِبْكَ أَمْوَالُهُمْ وَلا أَوْلادُهُمْ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كَافِرُونَ}*
*Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedangkan mereka dalam keadaan kafir. (At-Taubah: 55)*

*{ذَرْنِي وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيدًا. وَجَعَلْتُ لَهُ مَالا مَمْدُودًا. وَبَنِينَ شُهُودًا. وَمَهَّدْتُ لَهُ تَمْهِيدًا. ثُمَّ يَطْمَعُ أَنْ أَزِيدَ. كَلا إِنَّهُ كَانَ لآيَاتِنَا عَنِيدًا. سَأُرْهِقُهُ صَعُودًا.}*
*Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian. Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak, dan anak-anak yang selalu bersama dia, dan Kulapangkan baginya (rezeki, dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya, kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya. Sekali-kali tidak (akan Aku tambah), karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (Al-Qur'an). Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang memayahkan. (Al-Muddassir: 11-17)*

Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menceritakan perihal pemilik dua buah kebun, bahwa dia adalah seorang hartawan, memiliki hasil buah-buahan yang banyak dan banyak anaknya. Kemudian semuanya itu tidak dapat memberikan manfaat sedikit pun kepadanya, bahkan semuanya itu dicabut oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala semasa masih di dunia dan belum lagi menginjak akhirat. Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:

*{قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ}*
*Katakanlah, "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikendaki-Nya). (Saba: 36)*

Allah memberikan harta kepada orang yang dicintai-Nya dan orang yang tidak dicintai-Nya, dan Dia mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan memberikan kekayaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan hanya bagi-Nyalah hikmah yang sempurna, hujah yang pasti dan mengalahkan semua hujah.

*{وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ}*
*tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.  (Saba: 36)*

Tafsir Ibnu Katsir
والله اعلم

QS. Saba 27

Bismillah
بسم الله الرحمن الرحيم

*Tafsir Saba' ayat 27*

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

*{قُلْ أَرُونِيَ الَّذِينَ أَلْحَقْتُمْ بِهِ شُرَكَاءَ}*
*Katakanlah, "Perlihatkanlah kepadaku sembahan-sembahan yang kamu hubungkan dengan Dia sebagai sekutu-sekutu (Nya)." (Saba: 27)*

Maksudnya, perlihatkanlah kepadaku sembahan-sembahan yang kalian jadikan sebagai tandingan-tandingan Allah dan kalian mengangkatnya sebagai saingan-Nya.

*{كَلا}*
*sekali-kali tidak mungkin. (Saba: 27)*

Yakni tiada tandingan bagi-Nya, tiada saingan, tiada sekutu, dan tiada padanan bagi-Nya. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:

*{بَلْ هُوَ اللَّهُ}*
*Sebenarnya Dialah Allah. (Saba: 27)*

Yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya.

*{الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ}*
*Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Saba: 27)*

Yakni Tuhan Yang Mahaperkasa, yang dengan Keperkasaan-Nya Dia menaklukkan segala sesuatu dan mengalahkan segala sesuatu. Dia Mahabijaksana dalam semua ucapan, perbuatan, syariat, dan takdir-Nya. Mahasuci Allah lagi Mahatinggi dari apa yang dikatakan oleh orang-orang musyrik dengan ketinggian yang setinggi-tingginya

Tafsir Ibnu Katsir
والله اعلم

Tafsir Saba ayat 23, ke 2

Bismillah...
بسم الله الرحمن الرحيم

*Lanjutan Tafsir Saba ayat 23*

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
*{حَتَّى إِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ قَالُوا الْحَقَّ}*
*sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata, "Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan­mu?" Mereka menjawab, "(Perkataan) yang benar," (Saba: 23)*

Ayat ini menceritakan tentang kedudukan Yang Mahabesar lagi Maha tinggi bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala, yaitu apabila Dia berfirman, maka semua penduduk langit mendengar firman-Nya, lalu mereka bergetar karena ketakutan sehingga keadaan mereka sama dengan orang yang pingsan karena ketakutan yang sangat terhadap Kebesaran dan Keagungan Allah Subhanahu wa Ta'ala

Demikianlah menurut apa yang diutarakan oleh Ibnu Mas'ud Radhiyallahu Anhu, Masruq Radhiyallahu Anhu, dan lain-lainnya.

*{حَتَّى إِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِم}*
*sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka. (Saba: 23)*

Yakni rasa takut yang mencekam mereka hilang.

Demikianlah menurut Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Abu Abdur Rahman As-Sulami, Asy-Sya'bi, Ibrahim An-Nakha'i, Ad-Dahhak, Al-Hasan, dan Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya: sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata, "Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan­mu?" Mereka menjawab, "(Perkataan) yang benar.” (Saba: 23) Bahwa ketakutan dihilangkan dari hati mereka, karenanya mereka baru bisa angkat bicara.

Qiraat yang lain ada yang membacanya furiga memakai gin yang diriwayatkan melalui hadis yang marfu', tetapi maknanya sama dengan qiraat pertama. Dengan kata lain, apabila ketakutan telah dihilangkan dari hati mereka, maka sebagian dari mereka bertanya kepada sebagian yang lain, bahwa apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan kalian? Maka para malaikat penyangga Arasy yang ada di sisi Tuhan menyampaikan berita itu kepada para malaikat yang ada di bawah mereka, lalu disampaikan lagi kepada para malaikat yang ada di bawahnya, demikianlah seterusnya hingga sampailah berita itu kepada para malaikat yang ada di langit yang terdekat dengan dunia. Karena itulah disebutkan:  Mereka menjawab, "(Perkataan) yang benar.” (Saba: 23)*

Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa sampaikanlah apa yang telah difirmankan-Nya tanpa ditambah-tambahi dan tanpa dikurang-kurangi, yakni secara apa adanya.

*{وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ}*
*dan Dialah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar.  (Saba: 23)*

Menurut ulama lain, sebenarnya makna yang dimaksud oleh firman-Nya: sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka. (Saba: 23) Yaitu menceritakan keadaan orang-orang musyrik saat meregang nyawa dan pada hari kiamat nanti di saat mereka dibangkitkan dalam keadaan menyadari semua kelalaian mereka sewaktu di dunia dan akal sehat mereka kembali, lalu mereka bertanya, "Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu?" Maka dikatakan kepada mereka, "Perkataan yang benar," lalu diceritakan kepada mereka semua hal yang telah dilalaikan oleh mereka ketika di dunia.

Ibnu Abu Najih telah meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya: sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka. (Saba: 23) Yakni penutup telah dibukakan bagi mereka di hari kiamat.

Al-Hasan mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka. (Saba: 23) Maksudnya, semua keraguan dan kedustaan.
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka. (Saba: 23) Yaitu semua keraguan yang ada dalam hati mereka. Bahwa setan keluar dari hati mereka dan meninggalkan mereka, tidak lagi memberikan angan-angan kepada mereka dan tidak lagi menyesatkan mereka, hingga mereka sadar.

*{قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ قَالُوا الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ}*
*Mereka berkata, "Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan­mu?” Mereka menjawab, "(Perkataan) yang benar, " dan Dialah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar. (Saba: 23)*

Hal ini menceritakan keadaan anak Adam di saat meregang nyawa. Saat itu mereka mulai mengakui kebenaran, akan tetapi sayang pintu tobat telah tertutup dan nasi sudah menjadi bubur

Bersambung
Tafsir Ibnu Katsir
والله اعلم

Sabtu, 22 Oktober 2022

qs. saba 22-23

Bismillahirrahmanirrahim
بسم الله الرحمن الرحيم

*Tafsir Saba, ayat 22-23*


*{قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَوَاتِ وَلا فِي الأرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيرٍ (22) وَلا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ عِنْدَهُ إِلا لِمَنْ أَذِنَ لَهُ حَتَّى إِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ قَالُوا الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ (23) }*

*Katakanlah, "Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrah pun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu saham pun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya.” Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata, "Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu" Mereka menjawab: "(Perkataan) yang benar," dan Dialah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar.*

Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan bahwa Dialah Tuhan Yang Maha Esa, bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada yang menandingi-Nya, dan tiada sekutu bagi-Nya. Bahkan Dia mengatur sendirian tanpa ada yang menyekutui-Nya dan tanpa ada yang menentang atau yang menyaingi-Nya dalam urusan-Nya. Untuk itu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

*{قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ}*
*Katakanlah, "Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah.” (Saba: 22)*

Yakni semua tuhan yang disembah selain Allah.

*{لا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَوَاتِ وَلا فِي الأرْضِ}*
*mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrah pun di langit dan di bumi. (Saba: 22)*

Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

*{وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ}*

*Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa, walaupun setipis kulit ari. (Fathir: 13)*

************
Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

*{وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ}*
*dan mereka tidak mempunyai suatu saham pun dalam (penciptaan) langit dan bumi. (Saba: 22)*

Maksudnya, mereka tidak memiliki sesuatu apa pun secara menyendiri dan tidak pula secara persekutuan.

*{وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيرٍ}*

*dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya. (Saba: 22)*

Allah tidak memerlukan bantuan dan andil apa pun dari sekutu-sekutu itu dalam semua urusan-Nya, bahkan semua makhluk berhajat kepada-Nya dan merupakan hamba-hamba-Nya.

Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya. (Saba: 22) Yakni penolong yang membantu-Nya dalam sesuatu urusan.

Bersambung
Tafsir Ibnu Katsir
والله اعلم
(Copast WAG)

Senin, 17 Oktober 2022

lanjutan tafsir saba' ayat 19

Bismillahirrahmanirrahim
.
بسم الله الرحمن الرحيم
lanjutan tafsir saba' ayat 19


Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

*{إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ}*
*Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur. (Saba: 19)*

Yakni sesungguhnya pada peristiwa yang telah menimpa mereka —berupa pembalasan Allah dan azab-Nya, diubah-Nya nikmat, dan dilenyapkan­Nya kemakmuran sebagai siksaan akibat kekufuran dan dosa-dosa yang dilakukan mereka— benar-benar terdapat pelajaran dan petunjuk bagi setiap orang yang bersabar dalam menghadapi musibah, lagi bersyukur atas nikmat-nikmat yang diperolehnya.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ وَعَبْدُ الرَّزَّاقِ الْمَعْنِيُّ، قَالَا أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ العَيْزَار بْنِ حُرَيث عَنْ عُمَرَ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ أَبِيهِ -هُوَ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ-قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "عَجِبْتُ مِنْ قَضَاءِ اللَّهِ تَعَالَى لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ حَمدَ رَبَّه وَشَكَرَ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ مُصِيبَةٌ حَمِد رَبَّهُ وصَبَر، يُؤْجَرُ الْمُؤْمِنُ فِي كُلِّ شَيْءٍ، حَتَّى فِي اللُّقْمَةِ يَرْفَعُهَا إِلَى فِي امْرَأَتِهِ".

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman dan Abdur Razzaq. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abu Ishaq, dari Al-Aizar ibnu Hurayyis, dari Umar ibnu Sa'd, dari ayahnya (yaitu Sa'd ibnu Abu Waqqas Radhiyallahu Anhu) yang mengatakan _*bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda: Saya kagum dengan orang mukmin dalam menghadapi takdir Allah Subhanahu wa Ta'ala Jika Allah memberikan kebaikan kepadanya, maka ia memuji Tuhannya dan bersyukur. Dan jika ia tertimpa musibah, ia tetap memuji Tuhannya dan bersabar. Orang mukmin diberi pahala dalam segala sesuatu, sehingga suapan yang ia masukkan ke dalam mulut istrinya.*_

Imam Nasai telah meriwayatkan di dalam kitab Al-Yaum wal Lailah melalui hadis Abu Ishaq As-Subai'i dengan sanad yang sama. Hadis ini merupakan hadis yang sanadnya jarang ada karena melalui riwayat Umar ibnu Sa'd dari ayahnya. Akan tetapi, hadis ini mempunyai saksi yang menguatkannya di dalam kitab Sahihain melalui hadis Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu yang telah menyebutkan:

Abdu mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus, dari Sufyan, dari Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur. (Saba: 19) Mutarrif mengatakan bahwa sebaik-baik hamba adalah orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur, yaitu apabila diberi bersyukur dan apabila diuji bersabar

Tafsir Ibnu Katsir
والله اعلم

Minggu, 16 Oktober 2022

Qs. Saba 18 - 19

Lanjutan copast...

بسم الله الرحمن الرحيم

*Lanjutan Tafsir Saba' ayat 18-19*



*{فَقَالُوا رَبَّنَا بَاعِدْ بَيْنَ أَسْفَارِنَا وَظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ}*

*Maka mereka berkata, "Ya Tuhan kami, jauhkanlah jarak perjalanan kami.” dan mereka menganiaya diri mereka sendiri. (Saba: 19)*

Sedangkan ulama lain membaca ayat ini dengan bacaan baid baina asfarina; demikian itu karena mereka menjadi congkak karena nikmat tersebut. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, Mujahid, Al-Hasan, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang, bahwa justru mereka lebih menyukai menempuh jalan padang sahara dan daerah-daerah yang tidak berpenghuni, yang untuk menempuhnya diperlukan membawa bekal dan unta kendaraan, serta berjalan di terik matahari dan tempat-tempat yang menakutkan. Perihal mereka sama dengan apa yang diminta oleh kaum Bani Israil dari Musa 'alaihissalam, yaitu hendaknya Musa memohon kepada Allah agar menumbuhkan tumbuhan bumi buat mereka yang hasilnya berupa sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya. Padahal mereka saat itu berada dalam kehidupan yang makmur berkat Manna dan Salwa yang diturunkan buat mereka. Kehidupan mereka juga mewah, baik makanan, minuman, maupun pakaiannya. Karena itulah maka Musa berkata kepada mereka, yang disitir oleh firman-Nya:

*{أَتَسْتَبْدِلُونَ الَّذِي هُوَ أَدْنَى بِالَّذِي هُوَ خَيْرٌ اهْبِطُوا مِصْرًا فَإِنَّ لَكُمْ مَا سَأَلْتُمْ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ}*

*Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta.” Lalu ditimpakan kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. (Al-Baqarah: 61)*

Juga semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui Firman-Nya:

*{وَكَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَرْيَةٍ بَطِرَتْ مَعِيشَتَهَا}*

*Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang telah Kami binasakan, yang sudah bersenang-senang dalam kehidupan­nya. (Al-Qasas: 58)*

*{وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ}*

*Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. (An-Nahl: 112).*

Dan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala menceritakan tentang mereka, yang kisahnya disebutkan dalam surat ini, yaitu: Maka mereka berkata, "Ya Tuhan kami, jauhkanlah jarak perjalanan kami, " dan mereka menganiaya diri mereka sendiri. (Saba: 19) dikarenakan kekafiran mereka.

*{فَجَعَلْنَاهُمْ أَحَادِيثَ وَمَزَّقْنَاهُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍ}*

*maka Kami jadikan mereka buah tutur dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya. (Saba: 19)*

Artinya, Kami jadikan mereka sebagai buah tutur manusia yang menceritakan kisah-kisah mereka, bagaimana Allah menimpakan azab­Nya kepada mereka dan mencerai-beraikan persatuan mereka sesudah bersatu dalam naungan kehidupan yang makmur; mereka menyebar kemana-mana, tidak lagi tinggal di negerinya. Karena itulah ada pepatah Arab yang berbunyi, "Bercerai-berai seperti tercerai-berainya kaum Saba, dan hancur berantakan seperti hancurnya hasil karya kaum Saba, dan menyebar sebagaimana menyebarnya kaum Saba

Bersambung....
Tafsir Ibnu Katsir

والله اعلم