Sabtu, 28 Mei 2022

TIGA PELAJARAN BERHARGA

TIGA PELAJARAN BERHARGA

Seorang pemburu memasuki hutan untuk mencari binatang yang bisa dipakai untuk makan keluarganya hari itu. Tetapi tidak seperti biasanya, ia tidak menemukan binatang yang cukup besar, yang bisa mengobati rasa lapar keluarganya. Dalam kebingungannya itu, ia melihat seekor burung dan berhasil menangkapnya. Lumayan untuk pengganjal perut sambil mencari buruan yang lebih besar, begitu mungkin pemikirannya.

Tetapi tanpa disangkanya, tiba-tiba burung itu berbicara layaknya manusia, “Apa yang engkau inginkan dengan menangkapku ini??”

Pemburu itu berkata, “Aku akan menyembelih dan memakanmu!!”
Burung itu berkata, ”Itu tidak akan menyelesaikan masalah, aku tidak akan bisa mengobati rasa laparmu!! Tetapi aku akan memberikan tiga pelajaran berharga kepadamu, pertama saat aku ada di tanganmu (masih di tangkap), kedua saat aku berada di atas pohon, dan ketiga saat aku telah ada di atas bukit.”

Sang pemburu yang memang cukup penasaran dengan adanya burung yang bisa berbicara itu, langsung saja berkata, “Jelaskanlah pelajaran yang pertama!!”
Sang burung berkata, “Janganlah engkau merasa sedih dan menyesal dengan sesuatu yang telah lepas darimu….!!”

Sejenak sang pemburu merenungi ucapannya itu, kemudian berkata, “Apakah pelajaran yang kedua??”

Sang burung berkata, “Lepaskan dulu aku!!”
Si pemburu segera melepaskannya, dan burung itu hinggap di atas dahan, lalu berkata, “Wahai manusia, janganlah engkau meyakini bahwa sesuatu itu ada, padahal hakekatnya tidak ada!!”

Kemudian burung itu terbang lebih jauh dan hinggap di bukit. Tanpa diminta burung itu berkata lagi, “Wahai manusia, andaikata engkau jadi menyembelih diriku, engkau akan menemukan dua intan di paruhku, yang masing-masing beratnya 77,88 gram…!!”
Pemburu itu terkejut mendengar perkataan sang burung, ia sangat sedih dan menyesal, tetapi tidak mungkin ia menangkapnya lagi karena burung itu telah cukup jauh di atas bukit. Tetapi, seperti teringat sesuatu, ia berkata, “Wahai burung, apakah pelajaran ketiga yang engkau janjikan??”

Burung itu tertawa dan berkata, “Wahai manusia, baru saja engkau memperoleh dua pengajaran, dan dalam sesaat ini engkau telah melanggar (melupakan)nya. Mengapa pula engkau bersedih telah melepaskanku? Dan bagaimana mungkin engkau begitu saja mempercayai ada dua butir intan di paruhku? Berat tubuhku tidak sampai 77,88 gram, bagaimana bisa ada dua intan masing-masing beratnya 77,88 gram?”

Sang pemburu tampak termangu-mangu mendengarnya, kemudian sang burung berkata lagi, “Itulah gambaran kehidupan dunia, suka atau tidak, sengaja atau tidak, pada akhirnya engkau harus melepaskannya juga. Begitu juga dengan segala janji keindahan dan kenikmatannya, pada hakekatnya hanya tipuan semata. Karena itu, berupayalah dengan sungguh-sungguh untuk meraih sesuatu yang engkau tidak akan pernah terlepas darinya, dan sesuatu yang kenikmatannya akan selalu engkau rasakan tanpa akhir!!”

Ya Allah...
Jangan biarkan kami tertipu dengan kehidupan dunia, 
Bimbinglah kami hanya untuk mencari ridhoMu semata
Aamiin Ya Robbal'aalamiin 🤲🏻

KEJUTAN HIDUP

KEJUTAN HIDUP

Oleh: Ustadz Abu Fairuz Ahmad, MA حفظه الله
​​
Hidup ini penuh dengan segala macam kejutan-kejutan
Banyak hal yang telah matang menjadi buah fikir, dirancang sedemikian rupa, dijadikan dalam agenda, dipanjatkan untuknya doa-doa, ternyata hanyut bersama rajutan hari-hari, tenggelam ke dasar lautan khayal dan mimpi yang tak terwujud.

 Bak coretan warna-warni, dan aneka bentuk dan corak yang telah dimulai pelukis dan tak rampung terselesaikan, dibiarkan terbang bersama hembusan angin takdir.
Sebaliknya ada hal-hal yang terkadang tak pernah hadir di alam angan, tak berwujud di alam mimpi, tiba-tiba menjadi nyata dan hadir di hadapan, lebih indah dari mimpi-mimpi masa silam.

Lintasan peristiwa yang pernah dialami, senantiasa mengajarkan kenaifan manusia untuk merencanakan mimpi-mimpi mereka sendiri tanpa meminta petunjuk kepada Zat yang menentukan segala alur kehidupan anak manusia.
Mimpi-mimpi indah yang dibangun di alam khayal, ternyata menjadi tak indah lagi ketika terwujud. Bahkan menjadi duri dalam daging yang tak lekang bersama gugusan hari-hari. Tinggallah penyesalan yang berkepanjangan sekiranya tak diredam dengan iman kepada goresan tinta takdir yang telah mengering.

Hamba yang paling bahagia adalah yang memasrahkan segala urusannya kepada Zat Yang mengetahui segala yang tersembunyi dan yang tampak, meridhoi segala keputusanNya, senantiasa bertanya dan bermusyawarah dalam mewujudkan mimpi masa depannya, mencari ridhoNya dalam segala derap langkah dan gerak.

Semoga bermanfaat